Syekh Ahmad Muhammad Kutaliman Kedungbanteng Banyumas
Kedatangan Islam di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya tidak bisa dilepaskan dengan sejumlah tokoh penyebar ajaran Islam di daerah ini. Mereka dengan ikhlas mendedikasikan diri untuk menyebarkan Islam hingga akhir hidupnya. Tak terkecuali Syekh Ahmad Muhammad.
Menurut Mbah Sarno, juru kunci di Makam Dalem Santri, Syekh Ahmad Muhammad, atau Raden Parto Kusumo berasal dari Sukowati, atau sebelum wilayah itu menjadi Kerajaan Surakarta. Beliau diyakini menjadi satu di antara penyebar agama Islam di Banyumas dan sekitarnya. Syeh Ahmad mendapat petunjuk untuk berhijrah ke daerah Kutaliman yang dulu dikenal dengan sebutan Pesantren. Setelah berkonsultasi dengan ayahnya, Raden Parto Kusumo atau Syeh Ahmad Muhammad diizinkan untuk mengembara dan dibekali seekor gajah sebagai tunggangannya. Maka berangkatlah Raden Parto Kusumo ke wilayah yang disebut dengan istilah Pesantren.
Di tempat ini ia bertemu pria yang bernama Eyang Kepadangan yang berasal dari Baghdad, Irak. Setelah menurunkan bekal ajaran agama Islam kepada Raden Parto Kusumo, Eyang Kepadangan wafat. Namun sebelum mengembuskan napas terakhir, Eyang Kepadangan memberikan wasiat berupa nama kepada Raden Parto Kusumo menjadi Syekh Ahmad Muhammad. Setelah menekuni ajaran Islam dari Eyang Kepadangan dan dianggap cukup memiliki bekal untuk disyiarkan. Kemudian Syeh Ahmad Muhammad mulai menyebarkan Islam ke pelosok-pelosok wilayah Banyumas yang saat itu masih kental dengan kepercayaan animisme dan dinamisme.
Nama wilayah yang dulu disebut sebagai Pesantren kemudian diubah menjadi nama Kutaliman yang berarti rombongan pembesar dari wilayah Surakarta yang menunggangi gajah. Islam kemudian berkembang dengan pesat hingga hari ini terutama di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
Untuk bisa mencapai lokasi makam Dalem Santri yang menjadi makam Syekh Ahmad Muhammad, maka pengunjung dapat menempuh dari arah Kota Purwokerto ke utara menuju Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Hingga saat ini, makam tersebut banyak dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru tanah air. Bahkan bagi sebagian peziarah yang hendak mengunjungi makam wali songo, mereka terlebih dahulu mengunjungi makam Dalem Santri yang terlindungi oleh satu petak hutan purba yang memiliki vegetasi sangat tua.
Konon, beliau adalah penyebar agama Islam di tlatah kadipaten Pasir Luhur. Beliau berasal dari kerajaan Demak yang sengaja datang ke Pasir Luhur sekitar abad 15 Masehi. Kedatangannya atas titah raja Raden Patah. Syeh Makdum diutus untuk menyiarkan agama Islam di wilayah Pasir Luhur tetapi dengan satu syarat agar dalam upaya menyiarkan Islam tidak dengan jalan kekerasan melainkan dengan cara dakwah dan cara damai lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar